21 November 2007

Souvenir Konfrensi Asia Africa untuk tamu-tamu negara adalah Al-Qur'an Mushaf Sundawi edisi KAA



Memperingati 50 Th Konfrensi Asia-Africa 2005 di Gedung Merdeka Bandung Jawa Barat Para Semua Tamu Negara di berikan cindera mata berupa Al-Qur'an Mushaf Sundawi Jawa Barat Edisi Konfrensi Asia-Afrika yang diprakarsai oleh Gubernur Jawa Barat H. Danny Setiawan (Pemda Provinsi Jawabarat) dengan melibatkan Tim Ahli Perancangan Mushaf Al-Qur'an Handam Citamatra Studio Bandung

Harian Umum Pikiran Rakyat Mengupas Mushaf Sundawi Jawa Barat


DALAM pencetakan Alquran, Jawa Barat merupakan daerah istimewa. Sebagaimana Jakarta antara lain punya Mushaf Istiqlal serta Mushaf Jakarta, dan sebagaimana Kalimantan Barat punya Mushaf Khatulistiwa, Jawa Barat punya Mushaf Sundawi. Orang Sunda layak bangga, sebab tidak semua provinsi punya mushaf sendiri.

Dalam bahasa Arab, mushaf berarti lembaran-lembaran tulisan yang diapit dua jilid, sebagaimana lazimnya kitab dan naskah. Pada zaman Rasulullah Muhammad saw., wahyu Allah yang diturunkan kepada paduka melalui Malaikat Jibril belum dituliskan, melainkan cukup diingat oleh para hafiz. Setelah paduka wafat, dan banyak hafiz gugur di medan perang, pemimpin Islam memprakarsai penyusunan mushaf Alquran. Khalifah Ustman, khususnya, menghasilkan mushaf standar.

Dengan mengacu pada mushaf rasam Ustmani, masyarakat Muslim di Jawa Barat menyusun Alquran Mushaf Sundawi. Mushaf yang iluminasinya bernuansa Sunda ini terbit di Bandung pada Januari 1997. Tokoh yang tercatat sebagai pemrakarsanya adalah Gubernur R. Nuriana. Idenya disampaikan dalam peringatan maulid Nabi saw. dua tahun sebelumnya. Dengan itu, pada 14 Agustus 1995 dimulailah proses penyusunannya, dan pada 25 Januari 1997 proses itu rampung sudah.

Pada jilidnya dan lembaran-lembaran awalnya, juga pada lafaz basmallah dalam Surat Alfalaq dan Annaas, kaligrafi Mushaf Sundawi bergaya Tsulutsi. Sedangkan pada matan (teks inti)-nya mushaf ini mengolah kaligrafi gaya Naskhi. Tinta dalam matan berwarna hitam, kecuali untuk lafaz Allah dan wakaf yang berwarna merah. Adapun pada judul surat kaligrafinya bergaya Kufi dengan tinta emas, dan dikasih outline hitam.

Tiap halamannya terdiri atas lima belas baris, kecuali halaman-halaman khusus. Luas halamannya adalah 70 x 100 cm.

Daya tariknya terutama terletak pada iluminasinya atau dekorasinya. Terasa ada upaya untuk berpijak pada budaya Sunda seraya mewadahi ragam hias yang hidup di Jawa Barat.

Dalam mushaf ini ada 17 ragam desain iluminasi, yang dianggap mewakili 17 wilayah budaya di Jawa Barat, mulai dari ragam hias Banten hingga ragam hias Cirebon, sebagai sumber ide gambarnya. Setiap ragam hias menghiasi satu juz. Jadi, iluminasi tiap juz dalam mushaf ini berbeda-beda, baik menyangkut motifnya maupun menyangkut tata warnanya.

Dalam frame-nya, iluminasi Mushaf Sundawi memperlihatkan banyak motif kembang dan daun, bak hiasan batik. Sedangkan bagian atasnya, serupa tiara, tampak bersumber dari gaya arsitektur tradisional pucuk atap masjid yang lazim kita lihat di Banten atau Cirebon. Itulah hasil kerja desainer yang berjumlah sebelas orang, termasuk ketuanya.

Bahan-bahan yang mereka gunakan antara lain cat akrilik Winsor & Newton buatan Inggris. Sedangkan kertasnya adalah kertas jenis Conqueror Laid, tipe Ripple Art Special, warna China White, 250 gram, buatan Inggris pula. Adapun tinta hitamnya bermerk Dr. Ph. Martin's Black Star buatan Amerika. Sedangkan tinta emasnya dibuat dari bubuk emas serta emas lembaran, buatan Jepang dan Taiwan.

Menurut penyusunnya, kerja besar ini menghabiskan tinta warna 24.000 ml, tinta hitam 5.000 ml, emas lambaran 1.500 gram, dan emas murni bubuk 1000 gram.

Untuk keperluan umum, mushaf ini sudah dicetak dua kali. Jilidnya biru, berhiaskan kaligrafi keemasan, hijau, merah, dan hitam. Dalam jilid belakangnya tertulis: "Mushaf Sundawi". Sayang, distribusinya sepertinya tidak begitu luas; ataukah memang cuma dicetak sedikit? Tak tahulah.

Yang pasti, manuskrip aslinya disimpan dalam peti kayu jati yang berukir dan berhiaskan bebatuan dari Sukabumi serta ornamennya berlapis emas. Peti indah itu terletak di Bait Alquran dan Museum Istiqlal, Pusat Dakwah Islam (Islamic Center), Bandung. Hebat, euy!

09 November 2007

Assalamu'alaikum, WR.WB



Selamat datang di forum komunitas penggali dan pengembang seni rupa Islami Indonesia